Calendar

Rabu, 02 Februari 2011

Jamur kuping sebagai penawar racun

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan kelompok dari jelly fungi yang masuk dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Dari segi gastronomik dan organoleptik yaitu rasa, aroma dan penampilan saat dihidangkan tidak kalah dibandingkan jamur kancing dan jamur merang. Namun, jamur yang juga dikenal dalam masyarakat sebagai lember dan hiratake (mouleh) dikenal sebagai bahan makanan yang berkhasiat dan penawar racun.

Karakteristik dari jamur kuping memiliki tubuh yang kenyal (seperti gelatin) dalam keadaan segar. Namun, pada keadaan kering, tubuh dari jamur kuping akan menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh jamur kuping berbentuk seperti mangkuk (cuping/kuping) berdaging tipis dan kenyal. Warna tubuh jamur pada umumnya hitam (coklat kehitaman).

Cara reproduksi vegetatif dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping dengan menggunakan alat yang disebut basidium, Basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora. Siklus hidup yaitu tubuh buah yang sudah tua akan menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan, dan jumlahnya banyak.


Sejak ribuan tahun lalu, masyarakat cina, jepang dan sekitarnya selalu menyertakan jamur kuping di setiap masakannya. Jamur kuping dalam bentuk sup bisa menjadi pengental karena lendir yang dikeluarkan saat pemprosesan. Lendir inilah yang bisa sebagai penawar jika dalam bahan lain mengandung senyawa beracun dalam sup.


Berdasarkan anggapan bahwa lendir jamur kuping dapat menonaktifkan kolesterol, masyarakat cina, jepang dan sekitarnya tidak mengurangi makanan berkadar lemak tinggi. Karena senyawa dalam lendir jamur kuping akan menetralkan kolesterol. Yang dapat meningkatkan kolesterol dalam darah dan serangan jantung.

Di pasar dunia, jamur kupinng berada terbawah dalam pemasarannya dibandingkan jamur kancing, tuber, bolets, shitake, merang, nameko dan sebagainya. Namun, di pasar asia, terutama negara - negara di mana penduduk etnis cina bermukim, pangsa pasar jamur kuping sangat tinggi terutama dalam bentuk kering. Yang masih segar umumnya berasal dari hasil alam saat musim panen (awal musim hujan/menjelang musim kemarau)


Sebenarnya minimal ada 6 jenis jamur kuping berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warna, jamur ini banyak di temukan di alam khususnya di hutan yang lembab (daratan tinggi). Dengan bentuk tubuh yang kecil dalam masyarakat indonesia sering disebut (jamur kuping tikus). Dan dengan bentuk tubuh yang besar serta lebar sering disebut (jamur kuping gajah). Kedua jenis tersebut, digemari konsumen karena warna lebih terang dan rasanya lebih enak.


Tetapi tidak semua jamur kuping dapat dikonsumsi. Menurut ahli kuliner, hanya 2 jenis jamur kuping yang aman dikonsumsi yaitu:

1. Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricha, cloud ear mushrooms)
Berbentuk tubuh seperti daun telinga, berwarna hitam keunguan, tumbuh di tempat kayu yang lapuk, basah dan lembab. Banyak dibudidayakan di cina, thailand, dan beberapa negara di kawasan asia timur.


2. Jamur Kuping Merah (Auricularia auricula judae)
Berukuran tubuh lebih besar dari jamur kuping hitam dan berwarna agak kemerahan. Jenis ini paling banyak dibudidayakan di kawasan asia tenggara.

Salah satu sifat tubh jamur kuping walaupun sudah dikeringkan lama, jika direndam dalam air hangat akan mengembang kembali seperti bentuk semula. Jamur kuping termasuk jamur kosmopolitan, karena dapat hidup dimanapun berada. Dari kawasan tropis - subtropis, tempat hidup tidak hanya dalam hutan tetapi juga di pekarangan rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch RussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

Cari Blog Ini

Pengikut